Selasa, 07 September 2010

Jangan pergi

Ustaz, habis ceramah jangan pergi dulu
Sholat tarawih baru dimulai.....


Masjid Nurul Iman, Senin 6 September 2010.

Senin, 06 September 2010

Kami bersurban, maka kami beriman



Ada seorang kawan bilang “Mengapa Ramadhan ini tidak dijadikan momentum untuk berubah, tetapi hanya bulan menampilkan topeng-topeng kepalsuan dan memelihara budaya konsumtif”, saya merenung apakah ada benarnya statement tersebut, coba kita buktikan!
Di bulan ramadhan ini banyak orang yang mendadak mengubah penampilan dengan memakai baju-baju islami, baju koko, sarungan, peci, jubah panjang dan sorban-sorban yang bergulung-gulung. Atribut-atribut artifisial semacam ini ingin menegaskan bahwa saya adalah orang beriman. Makin panjang jubahnya dan makin halus sorbannya terkesan makin saleh dan berimannya seseorang. Ramadhan dan lebaran memang telah menjadi komoditas. Yang substansial kemudian tergeser perayaan artifisial, masyarakat lebih mengedepankan sesuatu yang sifatnya pelengkap untuk digunakan pada saat lebaran. Padahal esensi ramadhan disamping kita saleh secara ritual, juga saleh secara sosial dan manajerial.
Di sekeliling kita banyak orang-orang terkemuka yang mendadak mengajak anak-anak yatim berbuka, mereka tampak pemurah, apalagi kalau disorot televisi. Dimana-mana semua orang bicara tentang kebaikan, kejujuran dan ketaatan pada Tuhan. Namun saat ramadhan lewat, mereka korupsi lagi, memanipulasi lagi.
Tentang budaya konsumtif, mungkin gambaran cerita sedikit menjelaskan: Saya melihat pusat2 perbelanjaan, baik yang berkelas atas dan kaki lima dibanjiri pembeli (dan saya termasuk salah satu diantara mereka). Menghabiskan uang tentu saja, membeli apa yang harus dibeli. Rasanya nafsu lapar mata kita menjadi liar saat kita diantara kerumunan orang yang sedang memilih-milih barang. Bahkan termasuk barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan pada saat lebaran.
Di mata saya, yang tidak terlalu beriman, (karena lebih suka memilih sebelas dibanding duapuluh satu), mengapa para ustaz diam saja, meskipun cuma sekadar menghimbau ummat untuk tidak konsumtif. Atau jangan-jangan kalaupun menghimbau sudah tidak mempan lagi, gara-gara istrinya tampil dengan pakaian dan perhiasan yang serba mewah?
Berbuat baik jika kau dilihat orang
Berkata halus jika kau didengar orang
Menghujat orang pun tak pernah ditinggalkan
Dzolimi orang pun selalu dilakukan
Kadang kau beramal
Kadang kau memfitnah
Padahal Tuhan selalu melihat
Pagi beriman, siang lupa lagi
Sore beriman, malam amnesia
Pagi beriman, siang lupa lagi
Sore beriman, malam amnesia
Berbuat baik jika kau dilihat orang
Berkata halus jika kau didengar orang
Menghujat orang pun tak pernah ditinggalkan
Dzolimi orang pun selalu dilakukan
Kadang kau beramal
Kadang kau memfitnah
Padahal Tuhan selalu melihat
(Gigi “Amnesia”)
(Tulisan untuk menanggapi tulisan Agus Noor, Kompas 4 September 2010,”kami bersurban, maka kami beriman”)