Senin, 30 Mei 2011

Mencari Telur Ayam




Menyiasati waktu menjelang tidur menemani kedua anakku, aku mencari ide permainan. Timbullah ide permainan yang sesungguhnya sering aku mainkan dulu sewaktu kecil. Nama permainannya "Mencari Telur" mungkin yang dimaksud adalah telur bebek, alasannya orang di kampungku dulu banyak orang berternak bebek, termasuk keluargaku. Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah selembar selimut dan lampu kamar yang dimatikan.
Aku dan kedua anakku bersembunyi dibawah kuruban selimut, dalam kegelapan anakku yang pertama memberi komando "Cari terlur....cari telur". Larlu kami masing-masing berfantasi mencari telur-telur di tengah kegelapan, ada yang mencari disela-sela betis, di pojok ketiak atau di sela-sela kaki. Lalu si kakak dan adiknya masing-masing mencari telur, mengumpulkan dan menghitungnya. Buat anakku permainan ini sangat menyenangkan, sebab dengan fantasinya mereka mengangaap dirinya seperti peternak telur yang memiliki bebek-bebek nakal, yang seenaknya bertelur di sembarang tempat.
Begitulah moment bermain dengan anakku, demi memuaskan fantasi bermainnya, aku sering berperan seperti anak seusia mereka. Buat anak seusia mereka, mereka butuh hanya satu hal: seorang teman yang enak diajak bermain!
Kata anakku yang pertama aku adalah penemu beberapa mainan baru, seperti mainan glinting-glinting, bi-bop, di luar ada apa?, pohon jatuh dan tentu saja bermain mencari telur. He he he ada-ada saja anakku ini.

Senin, 16 Mei 2011

TUHAN HANYA MENGHUKUM ORANG YANG SALAH



Suatu saat saya merenung tentang makhluk Tuhan yang bernama “nyamuk”. Betapa hebatnya nyamuk ini sampai manusia harus berpikir keras menemukan obat untuk mengusir dan membunuh nyamuk. Banyak penyakit yang menakutkan yang disebabkan nyamuk. Tapi pernahkan berpikir bahwa Tuhan menjadikan nyamuk sebenarnya untuk “memaksa” manusia untuk hidup bersih dan bertanggung jawab. Karena gigitan nyamuk berpindah dari satu kulit manusia ke kulit manusia lainnya. Namun, ada satu hal yang menurut saya “karena nyamuk jua Tuhan hanya menghukum orang salah”. Buktinya pada penyakit HIV – AIDS, suatu penyakit yang disebabkan (diantaranya) karena perilaku menyimpang homoseksual. Di saat penyakit ini bisa ditularkan oleh jarum suntik (biasanya sesama pengguna narkoba), karena jarum itu habis dipakai pada penderita HIV AIDS. Tetapi ajaibnya, nyamuk yang habis menghisap darah penderita HIV tidak dapat menularkan penyakita tersebut pada orang yang akan digigitnya. Tuhan hanya menghukum orang yang berperilaku menyimpang!

TUHAN SUDAH MENYIAPKAN SEGALANYA.



Air susu ibu (ASI), betapapun sulitnya ekonomi seseorang, ketika anak barunya lahir, sesaat itu pula sudah tersedia makanan terbaik ewat susu ibunya. Dalam air susu itu terdapat seluruh kriteria makanan bergizi yang dibutuhkan anak.

OBAT BIUS. Awalnya saya tidak mengira kalau obat bius itu dihasilkan dari tanaman opium, saya pikir obat bius itu dihasilkan dari proses kimiawi, ternyata Tuhan menciptakan aneka tanaman salah satunya tanaman opium, padahal saya yakin tanaman tersebut pasti ditanam di tanah dan diberi air dan pupuk yang sama dengan tanamn lainnya. Tapi mengapa, dari air dan tanah yang sama, kok bisa menghasilkan buah yang dapat membius seseorang. Hal ini semakin meneguhkan pernyataan “Setiap penyakit pasti ada obatnya”, obat biuslah yang dapat menyelematkan orang-orang dari rasa sakit saat mengalami operasi.

SANDAL KARET. Kok sandal karet? Iya, suatu sore saat saya tidur-tiduran di saung, saya memerhatikan sandal jepit yang dikenakan anak saya. Rasanya kok nyaman dipakai buat berlari. Pikir saya karena terbuat dari karet. Ya karet. Saya merenung, Tuhan hebat banget ya? Menyediakan getah dari pohon karet untuk dimanfaatkan manusia. Untuk kenyamanan manusia. Saya bisa bayangkan jika sendal anak saya terbuat dari bahan sekeras batu. Atau celana kolor anak saya tidak terbuat dari karet, setiap saat pasti kedodoran terus. Saya yakin, sebenarnya Tuhan amat sayang sama hamba-Nya, setiap alam seisinya benar-benar untuk bisa dimanfaatkan buat hamba-Nya.

SUMBER AIR. Saat saya mengunjungi proyek pengeboran minyak di daerah wates-tambun babelan, saya terkesima dengan cara kerja orang-orang yang bekerja di perminyakan. Kok bisa ya batu sekeras apapun bisa dihunjam dengan mata bor, dalamnya mencapai +/- 5000 meter. Saya terpikir, Tuhan ini Maha Hebat dengan meletakkan sumber minyak berada di bawah sumber air. Karena minyak merupakan kebutuhan sekundar dibanding kebutuhan air. Di sinilah hebatnya kekuasaan Allah dengan meletakkan sumber yang paling dibutuhkan manusia “hanya” beberapa meter dari permukaan bumi. Artinya ketika manusia menggali beberapa meter saja, niscaya kebutuhan air sudah bisa dipenuhi. Saya tidak bisa bayangkan seandainya sumber air diletakkan di perut bumi terdalam?

Hukum dunia: Yang Baik Segalanya Tak Gampang Dilakukan.



Menjelang dunia minggu sebelum siswa kelas 9 mengikuti ujian akhir sekolah. Aku sempat bercanda di kelas bahwa dalam 2 minggu ini saya akan bicara terbalik. Maksudnya? Ya saya akan bicara terbalik dari guru-guru lain saat nasehatin siswa. Saya katakan, “Tolong buku-buku tentang ujian nasional JANGAN dibaca” atau “Kalau perlu sering-seringlah keluar malam” atau “Jika ada uang jangan beli buku, main PS aja”. Saya mengatakan itu bukan tanpa maksud.Pertama, hampir setiap guru yang masuk kelas selalu nasehatin yang baik-baik, jangan ini, jangan itu! Tetapi kenyataannya tetap saja siswa melakukan kebalikan dari apa yang dinasehatin. Coba perhatikan ketika siswa kebut-kebutan di jalan pasti orang tuanya pernah bilang “Nak, naik motor jangan ngebut ya?”, ketika siswa nongkrong sama teman-teman malam hari, orang tuanya juga pernah bilang “Bentar lagi mau ujian, jangan keluar malam tidak karuan!”, atau saat pulang sekolah (tau malah bolos sekolah) siswa main PS, pasti orang tuanya juga pernah nasehatin, “Pulang sekolah langsung ke rumah jangan main PS!”. Kenyataannya siswa cenderung melawan arus dari apa yang dinasehatin orang tuanya.
Kembali ke judul di atas, kadang saya berpikir mengapa ya sesuatu yang bermakna baik selalu tidak gampang dikomunikasikan dan komunikannya tidak gampang buru-buru melaksanakannya. Menuyuruh siswa baca buku tidak gampang dipatuhi, menyuruh siswa siswa belajar bersama menjelang ujian tidak dilaksanakan, menyuruh solat, mengaji tidak buru-buru dilaksanakan siswa.
Saat jam pelajaran berakhir, siswa diharapkan sholat zuhur berjamaah, kalau tidak guru piketnya bawa pentungan siswa masih duduk-duduk ngobrol. Coba siswa disuruh melakukan hal sebaliknya, spontan siswa melakukannya “Sepulang sekolah siswa jangan sholat tapi langsung main PS ya?” Menurutku disinilah letak keadilan Tuhan, disinilah kompetisi hidup dimulai, kalau semua orang gampang dinasehatin dan segera melaksanakan nasehat itu menurutku malah warna-warni hidupnya malah tidak kelihatan. (bersambung kapan-kapan)

Hal yang aku takuti.



Satu hal yang paling aku takuti jika aku punya mobil adalah : Ketika bepergian, istriku naik di jok tengah. Aku nyetir sendirian di depan. (Makanya sampai sekarang belum punya mobil juga).

Sabtu, 14 Mei 2011

Jangan mengajarkan semua yang engkau ketahui, tapi ketahuilah semua yang engkau ajarkan!




Saya sering bergurau di depan siswa saat berada di kelas. “Nanti di tengah-tengah saya mengajar, terus ada kata-kata dari saya yang berisi nasehat tolong segera diinterupsi ya?” Jika ditanya siswa alasannya, saya mengatakan “Dulu saya pernah menjadi siswa seperti kamu, pada waktu itu saya sebel banget dari jam pertama sampai bel pulang semua guru kerjaannya nasehatin melulu, padahal dari sederet nasehat mereka (saya tahu) ada nasehat yang guru sendiri tidak menjalaninya. Terus apa hubungannya dengan interupsi tadi?
Dalam banyak hal saya tidak terlalu baik untuk ukuran seorang guru, karena saya menahan diri untuk tidak mengumbar nasehat kepada murid-murid saya. Saya memilih-memilih nasehat yang kira-kira saya sendiri menjalaninya, mengingat hanya sedikit yang saya jalanin, maka hanya sedikit yang saya nasehatin.
Tapi kalau dipikir-pikir lucu juga emang. Kenapa ya secara alamiah setiap orang punya naluri untuk “gatel” memberi nasehat.. Dan kadang-kadang materi nasehatnya seperti iklan obat yang diulang-ulang, itu lagi-itu lagi. Basi.
Terus kalau tidak memberi nasehat, mau ngapain lagi di kelas? Nah itu saya juga bingung. Padahal saya tidak terlalu percaya diri mengampu mata pelajaran yang saya ajarkan, buktinya nilai-nilai siswa kelas 9 yang saya ajarkan mayoritas nilainya di bawah nilai kelulusan. He he he. Saya saya juga bingung, setiap tahun selalu begitu, bahkan belakangan beberapa siswa harus mengulang UN mata pelajaran yang saya ampu. Padahal saat saya lihat soalnya, mayoritas soalnya sudah pernah saya ajarkan di kelas dan saat pengayaan materi.
Nah, kalo begitu berarti saya butuh nasehat agar saya bisa pintar dalam mengajar, siapa ya yang berminat? Mungkin anda?

Kemana “Terima kasih itu”.



Suatu kali saat mengunjungi kantor Pos menyelesaikan kewajiban bulanan, aku mendapatkan pelajaran ketika pegawai pak pos menyindir pengguna jasa jas yang habis menerima kiriman uang (aku melihat pak pos menghitung sekitar 5 jutaan sekian), dengan perkataan “Terima kasih pak…..”. Rasanya memang logis juga, ketika orang itu sudah dibantu mencairkan uang kiriman rasanya sangat elok ketika harus mengucapkan kata terima kasih kepada orang yang membantu kita.
Tapi benarkah kita secara sungguh-sungguh mempraktikkan kebiasaan baik itu? Pernahkah kita mencoba menularkan kebiasaan baik itu untuk anak-anak ideologis dan biologis kita? Rasanya ucapan ringan itu memang belum menjadi pakaian kita sehari-hari. Ketika dibantu anak mengambilkan air minum, ketika siswa kita membantu membelikan makanan, pernahkan kita mengiringinya dengan ucapan terima kasih.
Pendidikan memang berawal dari kebiasaan dan konsistensi. Pendidikan bukan didasarkan konsep ujug-ujug dan indoktrinasi. Penanaman sikap keberagamaan memang membutuhkan konsistenasi dan konsistensi. Pelajaran agama bukan untuk diceramahkan atau ritual perayaan ini itu. Tapi lebih dari itu adalah penanaman kebiasaan dan keteladanan.

Minggu, 08 Mei 2011

Workshop LA LIGHT INDIE MOVIE





Untuk ketiga kalinya, pada 29 April kemarin, aku berkesempatan mengikuti wrkshop LA LIGHT INDIE MOVIE yang diadakan di PPHUI Kuningan Jakarta. Dibanding tahun-tahun sebelummnya, tahun ini pesertanya membludak, panitia sampai memberi tambahan kursi ekstra. Seperti yang diungkap panitia, bahka keberhasilan penyelenggaraan kali ini tidak terlepas dari kesempatan dan dukungan yang optimal, sepertinya menjadi kunci mengapa LA LIGHT INDIE MOVIE selalu berhasil memikat para senias muda untuk turut serta mengikuti berbagai program yang ditawarkan. Kesempatan untuk berekspresi merealisasikan ide-idenya, kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan pakar perfilman nasional, serta kesempatan untuk mendapatkan ilmu praktis dalam teknis pembuatan film tersedia di workshop film terbesar di Indonesia ini. Para pembicara yang mengisi program ini adalah terdiri dari Garin Nugroho, Hanung Bramantyo, Tora Sudiro, Laura Basuki, dan German Mintapraja. Pada kesempatan kali ini aku dapat kesempatan berbicara langsung dengan sineas Grain Nugroho dan Hanung Bramantyo, juga sekaligus aku mendapat sertifikat eksklusif dari keduanya (lihat foto). Thanks ya bang.

Sabtu, 07 Mei 2011

HUNTING DI STASIUN KERETA





Mengisi waktu sambil menunggu cetakan, memang terkadang cukup mengasyikkan, lokasi sentra cetakan yang dekat dengan stasiun kereta membuat aku sering berkunjung ke stasiun bekasi. Stasiun bekasi (sebelum saya berani naik motor ke Jakarta) sering saya singgahi sebelem meneruskan perjalanan ke glodok bekasi, aku akrab sekali dengan pedagang-pedagang kaki lima (sebelum dilarang) karena sambil menunggu kedatangan kereta kita bisa baca-baca koran gratis. Malah aku akrab dengan seorang pedagang kaki lima teman sekolahku dulu. Tapi, setelah pedagang kaki lima dilarang berjualan di stasiun, entah kemana perginya para pedagang-pedagang tersebut.
Kali ini dengan membawa perlengkapan huntingku aku membidik objek-objek yang ada di stasiun kereta. Lokomotif kereta dan rangkaiannya tentu saja menjadi golden objek bidikanku,sampai sekarang aku merasa aneh aja dengan teknologi perkeretaapian, secara detil aku memandangi roda-roda besar dan rem blok kereta, aku penasaran dengan cara kerja mesin-mesin tersebut.
Pada hunting kali ini aku tertarik dengan para pekerja yang mengukur balancing rel kereta, mereka bekerja merawat rel kereta demi keselamatan penumpang. setiap meter meereka mengukur rel kereta jika kedua batang rel berjarak saja beberapa centi mereka dengan sigap merapikan susunannya kembali. Saya tidak gaji mereka, namun sesungguhnya para penumpang kereta mesti berterima kasih kepada mereka. Sebab ditangan merekalah kelaikan rel kereta dibenahi.