Jumat, 31 Agustus 2012

Bersama, mendongkrak kualitas madrasah.




Gembira rasanya melihat antusias peserta pendidikan dan latihan guru madrasah di Balai Diklat Keagamaan Bandung ini, mereka memiliki semangat dan kemauan berubah, dua kunci ini menjadi pembuka kejumudan dunia madrasah.
Berbekal pengetahuan dan latihan yang didapat, wawasan mereka bertambah dan terus bertambah setiap hari, apalagi sering diadakan sesi sharing pengalaman mengajar dan mengelola madrasah antarpeserta. Pengalaman berbagi ini menjadi jawaban atas kekurangan informasi dan bahan pengajaran, tidak sedikit diantara peserta yang saling membagikan file materi pembelajaran dan film dan tayangan materi 


pembelajaran, disamping materi yang didapat dari para nara sumber atau lebih tepatnya dari widya iswara.

Selasa, 28 Agustus 2012

Pengalaman Pertama Mengendarai Motor Ke Bandung

(Jam 05.45 WIB: Berangkat dari rumah Melewati  Kampung Pulo Babelan)
(Jam : 07.07 WIB: Pertigaan Kosambi Karawang belok kanan/selatan ke arah Bandung Lewat Purwakarta)

(Jam 07.39: Melewati Taman Makam Pahlawan Purwakarta)

(Jam 08.03 WIB: Aspal mulus di daerah Purawkarta ke arah Cikalong Wetan)

(Jam 08.33 WIB: Memasuki daerah perbukitan di daerah Cikalong Wetan)
(Jalan mulus berkelok dan naik turun bisa memacu adrenalin)
(Jam 08.47 WIB: Melewati perkebunan teh di daerah Cikalong Wetan)


(Jam 08.56 WIB:Melewati Jembatan Kereta api, sayang keretanya pas lagi tidak lewat)

(Jam 09.20: Memasuki daerah Padalarang Bandung barat, sebelah kanan menuju arah puncak Cipanas)
(Jam 10.00 WIB: Memasuki Ujung Jalan by pass Bandung)
(Jam 10.43 WIB: Tiba di gedung Balai Diklat Keagamaan Bandung)



Selasa,28 September 2012. Tepat jam 05.30 WIB saya berangkat dari rumah di utara Bekasi menuju Bandung, segala sesuatunya sudah saya persiapkan: seperti mengganti ban belakang motor dengan yang baru, servis rutin dan ganti,serta tidak lupa membuka-buka google earth untuk mencari rute-rute terdekat menuju Bandung. Saya sangat diuntungkan oleh cerita teman-teman yang baru saja pulang kampung ke Garut menggunakan motor. Dari cerita-cerita mereka saya memiliki gambaran bahwa ke Bandung itu lebih dekat dibanding ke Garut atau Ciamis atau ke Cirebon barangkali.
Dilepas dengan peluk cium anak-istri saya berangkat melewati jalan Babelan-Tambelang-Cikarang Barat-Tembus di jalan utama, terus saja melewati Kabupaten Karawang, saya mencatat pemda Karawang betapa serius membangun sekolah-sekolah bagus yang letaknya di pinggir kiri kanan jalan.
Tepat 1 jam setengah jam saya tiba di pertigaan Kosambi, ada petunjuk arah yang menunjukkan jalan alternatif menuju Bandung lewat Purwakarta, jalannya dengan aspasl beton, meski sedikit bergetar tapi relatif mulus, sebelumnya saat saya lihat peta google earth jalan menuju Purwakarta banyak pertigaannya membuat sedikit bingung, namun di lapangan ternyata lebih mudah, sebab jalan yang saya lewati menuju Purwakarta sangat besar saya tidak pernah berfikir belok kiri atau kanan, pokoknya lurus terus dan berfikir bahwa Bandung itu pasti ke arah Selatan.
30 menit kemudian saya tiba di jalan taman makam pahlawan Purwakarta. Perjalanan diteruskan ke arah selatan dan postur badan jalan yang sangat mulus, dengan kontur tanah yang naik turun dan berkelok menambah keasyikan berkendara, apalagi makin ke depan udara semakin sejuk karena sudah memasuki daerah pegunungan (tepatnya perbukitan). Saya inget pesan teman, sebelum memasuki perkebun teh atau kebun karet, usahakan menambah bahan bakar di pom bensin, itu saya lakukan pada jam 08.24 dengan menambah bensin Rp 10.000 an.
Perjalanan tambah mengasyikan melewati perkebunan teh di kiri kanan ditambah terpaan angin sejuk, saking asyiknya sampai saya lupa istrirahat untuk sarapan (tadi di rumah gak sempet sarapan).  Dengan kontur jalan berkelok-kelok dan mulus, saya menikmati tantangannya berkendara, saya pacu kendaraan di kecepatan 50-80 km/jam. Saya mendapati rel kereta yang melintasi perbukitan, hanya sayang sekali saya tidak bisa menunggu mengambil gambar saat kereta lewat.
Jam 09.20 Tiba di Padalarang, itu artinya sudah memasuki daerah Bandung, saya sudah lega, sekararang saatnya mencari makan siang (pagi), rumah makan padang Onanda menjadi pilihan saya. Satu paket makanan dengan laut ikan kakap saya tebus dengan 25 ribu sudah membuat saya kenyang, sambil makan saya coba lihat-lihat peta yang saya bawa dari rumah, posisi saya sekarang ternyata sudah mendekati pusat kota,tepatnya Jl. Amir Mahmud berarti beberapa menit lagi bakalan sampai ke jalan by pass, jalan di mana letak Balai Diklat Keagamaan Bandung tempat saya mengikuti pendidikan selama 10 hari kedepan.
Jam (10.00) saya sampai di ujung jalan by pass Bandung, justru di sinilah kendaraan saya sering berhenti karena lampu merah perempatannya lumayan banyak. Kurang lebih 43 menit saya tempuh dari ujung by pass sampai ke lokasi diklat.Akhirnya pada jam 10.43 saya tiba di lokasi dan langsung mendaftar menjadi peserta pelatihan guru MTs tingkat propinsi Jawa Barat.