Senin, 16 Mei 2011

TUHAN SUDAH MENYIAPKAN SEGALANYA.



Air susu ibu (ASI), betapapun sulitnya ekonomi seseorang, ketika anak barunya lahir, sesaat itu pula sudah tersedia makanan terbaik ewat susu ibunya. Dalam air susu itu terdapat seluruh kriteria makanan bergizi yang dibutuhkan anak.

OBAT BIUS. Awalnya saya tidak mengira kalau obat bius itu dihasilkan dari tanaman opium, saya pikir obat bius itu dihasilkan dari proses kimiawi, ternyata Tuhan menciptakan aneka tanaman salah satunya tanaman opium, padahal saya yakin tanaman tersebut pasti ditanam di tanah dan diberi air dan pupuk yang sama dengan tanamn lainnya. Tapi mengapa, dari air dan tanah yang sama, kok bisa menghasilkan buah yang dapat membius seseorang. Hal ini semakin meneguhkan pernyataan “Setiap penyakit pasti ada obatnya”, obat biuslah yang dapat menyelematkan orang-orang dari rasa sakit saat mengalami operasi.

SANDAL KARET. Kok sandal karet? Iya, suatu sore saat saya tidur-tiduran di saung, saya memerhatikan sandal jepit yang dikenakan anak saya. Rasanya kok nyaman dipakai buat berlari. Pikir saya karena terbuat dari karet. Ya karet. Saya merenung, Tuhan hebat banget ya? Menyediakan getah dari pohon karet untuk dimanfaatkan manusia. Untuk kenyamanan manusia. Saya bisa bayangkan jika sendal anak saya terbuat dari bahan sekeras batu. Atau celana kolor anak saya tidak terbuat dari karet, setiap saat pasti kedodoran terus. Saya yakin, sebenarnya Tuhan amat sayang sama hamba-Nya, setiap alam seisinya benar-benar untuk bisa dimanfaatkan buat hamba-Nya.

SUMBER AIR. Saat saya mengunjungi proyek pengeboran minyak di daerah wates-tambun babelan, saya terkesima dengan cara kerja orang-orang yang bekerja di perminyakan. Kok bisa ya batu sekeras apapun bisa dihunjam dengan mata bor, dalamnya mencapai +/- 5000 meter. Saya terpikir, Tuhan ini Maha Hebat dengan meletakkan sumber minyak berada di bawah sumber air. Karena minyak merupakan kebutuhan sekundar dibanding kebutuhan air. Di sinilah hebatnya kekuasaan Allah dengan meletakkan sumber yang paling dibutuhkan manusia “hanya” beberapa meter dari permukaan bumi. Artinya ketika manusia menggali beberapa meter saja, niscaya kebutuhan air sudah bisa dipenuhi. Saya tidak bisa bayangkan seandainya sumber air diletakkan di perut bumi terdalam?