Sabtu, 24 Juli 2010

Membuat "negara ketjil di Kelas"



Seumuran aku menjadi "guru" perasaan baru ini aku jadi wali kelas. Dan itu aku alami sekarang menjadi wali kelas 7 di Madrasah tsanawiyah Attaqw 03 Bekasi. Padahal aku 15 tahun mengajar di sini. Kemarin2 memang gak pernah mau. Enggak tahu apa alasannya. Kesannya kaya "guru banget" kalo jadi wali kelas. Gimana tidak? Setiap hari wali kelas harus lebih dulu datang ke sekolah dibanding murid-muridnya, wali kelas harus kenal satu persatu murid-muridnya: tinggal dimana, siapa orang tuanya, paham beban
s psikologis anak,menghias ruang kelas, menulis raport, dan yang paling penting jadi contoh yang baik untuk semua murid-muridnya.
Aku merasa jauh dari kesan guru ideal, belum bisa kasih contoh yang baik, misalnya akau belum bisa memungut sampah ketika sampah itu ada di depan ketika saya sedang berjalan. Selama ini masih sering perintah-perintah ke murid suruh ini suruh itu.
Pas aku jadi wali kelas, aku berusaha memberi contoh: aku memungut sampah dan membuangnya di tong sampah, minta maaf ke murid kalau pas habis menghukumnya, menghias kelas dengan berbagai pajangan portofolio mereka dan berusaha disiplin duluan sebelum mendisplinkan mereka. Bersambung....