Selasa, 15 Maret 2011

Hukum dunia: Yang Baik Segalanya Tak Gampang Dilakukan.



Menjelang dua minggu sebelum siswa kelas 9 mengikuti ujian akhir sekolah. Aku sempat bercanda di kelas bahwa dalam 2 minggu ini saya akan bicara terbalik. Maksudnya? Ya saya akan bicara terbalik dari guru-guru lain saat nasehatin siswa. Saya katakan, “Tolong buku-buku tentang ujian nasional JANGAN dibaca” atau “Kalau perlu sering-seringlah keluar malam” atau “Jika ada uang jangan beli buku, main PS aja”. Saya mengatakan itu bukan tanpa maksud.Pertama, hampir setiap guru yang masuk kelas selalu nasehatin yang baik-baik, jangan ini, jangan itu! Tetapi kenyataannya tetap saja siswa melakukan kebalikan dari apa yang dinasehatin. Coba perhatikan ketika siswa kebut-kebutan di jalan pasti orang tuanya pernah bilang “Nak, naik motor jangan ngebut ya?”, ketika siswa nongkrong sama teman-teman malam hari, orang tuanya juga pernah bilang “Bentar lagi mau ujian, jangan keluar malam tidak karuan!”, atau saat pulang sekolah (tau malah bolos sekolah) siswa main PS, pasti orang tuanya juga pernah nasehatin, “Pulang sekolah langsung ke rumah jangan main PS!”. Kenyataannya siswa cenderung melawan arus dari apa yang dinasehatin orang tuanya.
Kembali ke judul di atas, kadang saya berpikir mengapa ya sesuatu yang bermakna baik selalu tidak gampang dikomunikasikan dan komunikannya tidak gampang buru-buru melaksanakannya. Menuyuruh siswa baca buku tidak gampang dipatuhi, menyuruh siswa siswa belajar bersama menjelang ujian tidak dilaksanakan, menyuruh solat, mengaji tidak buru-buru dilaksanakan siswa.
Saat jam pelajaran berakhir, siswa diharapkan sholat zuhur berjamaah, kalau tidak guru piketnya bawa pentungan siswa masih duduk-duduk ngobrol. Coba siswa disuruh melakukan hal sebaliknya, spontan siswa melakukannya “Sepulang sekolah siswa jangan sholat tapi langsung main PS ya?” Menurutku disinilah letak keadilan Tuhan, disinilah kompetisi hidup dimulai, kalau semua orang gampang dinasehatin dan segera melaksanakan nasehat itu menurutku malah warna-warni hidupnya malah tidak kelihatan. (bersambung)